A Love Story About The Phantom Of The Opera [Chapter 1]

image

Title : A Love Story About The Phantom Of The Opera

Author : 최혜리 (Choi Hyeri)

Cast : Seo Joohyun (GG Seohyun), Lu Han (EXO)

Support Cast : Find by your self

Genre : Fantasy, Romance, Thiller, Bloody, Mystery

Rated : T+

Length : 1 of ?

Special thanks to melurmutia (http://cafeposterart.wordpress.com) for an awesome poster art ^^

Disclaimer : FF ini punya saya. Para cast hanya punya Tuhan, orang tua dan manajemen mereka. Tapi, kalau Donghae, Kris, Luhan, Kai, Xiumin dan Chen itu punya saya *author ngelantur* *dipelototin om sooman*. Say no to plagiator and bashing, calm down and be creative guys! ^^

Note : tulisan bercetak miring adalah percakapan dengan bahasa inggris ^^ already published at WP pribadi (with Kris-Seohyun as cast).

2013 © Choi Hyeri

London, sebuah kota di negara kecil sekaligus tertua di dunia, yaitu Inggris. Kota dengan banyak berdiri bangunan-bangunan tua namun masih terlihat megah, sekaligus menyimpan misteri. Sekilas, kota ini penuh dengan pertunjukan opera sabun yang cukup memukau namun ada sebuah drama berdarah di salah satu pertunjukannya.


***

Seorang wanita keturunan asia, lebih tepatnya berkewarganegaraan Korea Selatan sedang mempelajari lagu yang akan dibawakannya. Dia menghayati lagu yang akan dibawakannya. Beberapa kali dia melakukan gerakan sesuai dengan naskah drama itu.

Ya, yeoja yang bernama Seo Joohyun itu merupakan penyanyi opera baru yang sedang naik daun. Saat ini, masyarakat London begitu membicarakannya. Mereka terpukau dengan penampilan yeoja itu — disamping wajahnya yang merupakan wajah asia.

Tanpa yeoja itu sadari, sesosok bayangan sedang memperhatikan yeoja yang sedang berlatih menyanyi diatas panggung. Tatapannya begitu intens dan tak sedikit pun berkeinginan untuk mengalihkan pandangannya sedikit pun.

“Aku mencintainya…” gumam bayangan itu dan menghilang dari tempat itu.

Plok! Plok! Plok!

Yeoja yang akrab dipanggil Seohyun pun menoleh ke arah asal tepukan tangan yang didengarnya. Seorang namja menghampirinya.

“That’s amazing, Miss Seo. I really like your practicing.” kata namja berperawakan eropa yang tak lain adalah sutradara dari drama opera yang akan dibawakannya. Seohyun tersenyum tipis.

“Thank you, sir.” jawab Seohyun.

“Penampilan nona Seo saat latihan sangat bagus, dan selalu memukau saat pertunjukan, bukankah begitu, nona Stephanie?” tanya sutradara itu sambil menoleh ke arah wanita berperawakan eropa juga yang bernama Stephanie.

Stephanie hanya memandang sinis Seohyun. Dia kemudian menoleh ke arah sang sutradara dan mengangguk pelan.

‘Ck… Dibandingkan dengannya, penampilanku selalu lebih baik darinya.’ gumam Stephanie dalam batinnya. Stephanie juga merupakan penyanyi opera tapi entah mengapa dia membenci Seohyun yang merupakan rekannya sendiri.

“Ah, aku sampai lupa. Tunanganmu, Mr. Cho, sudah menunggumu diluar sana.” kata Sutradara. Seohyun membelalakan matanya.

“Benarkah?”

“Ya. Kurasa latihanmu hari ini sudah cukup sampai disini. Istirahatlah untuk penampilanmu minggu depan. Kami semua mengandalkanmu.” kata sutradara. Seohyun tersenyum dan mengangguk pelan.

“Thank you, Sir.”

“No problem, Miss Seo.”

Seohyun kemudian membereskan barang-barangnya. Dia kemudian berlari keluar ruang pertunjukan. Dia tak menyadari, jika bayangan yang sejak tadi memperhatikannya menatapnya.

“Seo… Joohyun…” gumam bayangan itu.

***

“Oppa…” panggil Seohyun kepada seseorang yang sedang menunggu di lobby. Namja yang merasa terpanggil kemudian menoleh kepada Seohyun.

“Lama menungguku?” tanya Seohyun. Namja itu menggeleng pelan.

“Tidak chagi. Aku baru saja disini.”

“Kau bohong. Aku tahu kau menungguku sudah lama.”

“Baiklah, aku mengaku. Tapi itu tak masalah selama aku bersamamu, chagi.”

“Oppa…” Seohyun kemudian memukul pelan namjachingu-nya, Kyuhyun. Kyuhyun terkekeh pelan dan mengacak rambut Seohyun.

“Sudahlah yeobo, kau terlihat lucu. Oh ya, bagaimana jika kita makan siang? Aku tahu kau belum makan sama sekali.” ajak Kyuhyun. Seohyun kemudian mengangguk dan menggandeng tangan Kyuhyun pergi.

Sesosok bayangan memperhatikan mereka tanpa mereka sadari, tangannya terkepal dengan sorot mata yang tajam.

“Dia… Milikku.”

***

Seohyun dan Kyuhyun berada di salah satu cafe saat ini. Di mejanya sudah dihidangkan makanan pesanan mereka.

“Jadi, drama apa yang akan kau perankan kali ini?” tanya Kyuhyun sambil mengaduk kopi yang berada di hadapannya.

“The Phantom Of The Opera.” jawab Seohyun pelan. Kyuhyun hampir saja memuncratkan kopi yang diminumnya ketika mendengar jawaban Seohyun.

“Mwo? Uhuk… uhuk…” Kyuhyun kemudian mengambil sapu tangan dari kantung celananya dan mengusap kopi yang berada disekitar bibirnya.

“Oppa, neo gwenchana?” tanya Seohyun khawatir. Kyuhyun mengangguk pelan sambil menyeka noda kopi dimulutnya.

“Seohyun-ah, apa kau tak tahu ada apa di drama itu?” tanya Kyuhyun. Seohyun menggeleng pelan.

“Drama itu adalah drama tragis sekaligus berdarah. Kau tahu? Beberapa tahun yang lalu, ada sebuah opera yang mempertunjukan drama itu, dan kau tahu? Drama itu memakan korban termasuk pemain utama wanitanya sendiri.” lanjut Kyuhyun.

“Mungkin saja itu hanya kebetulan, kan?”

“Entahlah, menurut beberapa saksi mata. Ini semua akibat hantu yang menjadi peran dalam The Phantom Of The Opera.”

“Aku tak percaya.”

“Apa? Kau—”

“Itu semua mungkin hanya kecelakaan biasa dan tidak ada sangkut pautnya dengan hantu atau apapun itu.”

***

Beberapa hari kemudian, Seohyun kembali berlatih di gedung pertunjukan. Dia berlatih sendirian, karena baginya, dia bisa leluasa berlatih tanpa ada yang menganggunya.

Sesosok pria muncul dan menepuk pundak Seohyun sehingga Seohyun menoleh.

“Ada apa ya, tuan?” tanya Seohyun. Namja itu tersenyum tipis.

“Apa kau sedang berlatih menyanyi?” Seohyun mengangguk pelan menjawab pertanyaan namja itu.

“Menurutku, suaramu sedikit fals.”

“Eoh? Benarkah?” tanya Seohyun. Namja itu mengangguk pelan. Namja itu kemudian menyanyikan lagu yang akan dibawakan Seohyun dengan indah dan membuat Seohyun terpukau.

“Apa kau malaikat yang telah dikirimkan ayahku?” tanya Seohyun polos. Suara namja itu mirip sekali dengan ayahnya yang juga seorang penyanyi opera. Dia seperti melihatnya sosok ayahnya yang telah meninggal.

“Eh?” namja itu mengeryitkan dahinya.

“Tidak… Lupakan saja. Apa kau membantuku berlatih menyanyi?” tanya Seohyun antusias.

“Hm… tentu saja.” namja itu mengangguk pelan.

“Thank you. Mohon bantuannya, Mr…”

“Luhan. Namaku Luhan.”

Seohyun tersenyum tipis kepada namja yang berada dihadapannya saat ini.

“Eoh? Apakah kau keturunan asia?” tanya Seohyun. Namja bernama Luhan itu mengangguk pelan.

“Yah, aku keturunan China. Kau juga keturunan asia kan?”

“Ya, aku berkewarganegaraan Korea.”

“Jjinjjayo? Benarkah?” tanya Luhan dengan bahasa Korea yang cukup fasih sehingga membuat Seohyun terkejut.

“Kau?”

“Yah, aku lumayan fasih berbicara bahasa Korea.”

“Haissh… Kalau begitu, aku tak perlu capek capek menggunakan bahasa inggris.” gumam Seohyun sambil menggelembungkan pipinya.

Luhan terkekeh pelan, dia lalu mengacak-acak rambut Seohyun.

“Sudahlah, kau terlihat lucu.” kata Luhan tertawa.

“Baiklah, baiklah arasseo. Namaku—”

“Seo Joohyun. Benar bukan, nona Seo?” sela Luhan sebelum Seohyun menyelesaikan kalimatnya.

“Kau? Darimana kau tahu?”

“Oh ayolah, semua orang tahu kau itu penyanyi opera yang cukup terkenal saat ini.”

“Haissh… Tapi jangan panggil aku nona Seo. Panggil saja aku Seohyun.”

“As your wish, miss Seohyun.” jawab Luhan sambil tersenyum tipis.

Gee gee gee gee baby baby baby baby

Seohyun segera meraih ponsel miliknya yang berada di tasnya. Sebuah pesan masuk, yang tak lain adalah dari kekasihnya, Kyuhyun.

From : Mr. Cho

Hey Seohyun-ah. Kau dimana? Apa kau sudah selesai berlatih? Aku menunggumu di lobby seperti biasa.

Seohyun segera mengetikan balasannya untuk Kyuhyun. Tanpa ia sadari, senyuman Luhan berubah menjadi seringaian yang menakutkan.

To : Mr. Cho

Baiklah tuan Cho, aku sudah selesai berlatih. Tunggulah sebentar lagi

Send!

Seohyun memasukkan ponselnya kedalam tasnya dan menatap Luhan.

“Sepertinya hari ini kita tidak bisa berlatih, Luhan-ssi.” kata Seohyun dengan penuh sesal.

“Baiklah, berikan aku alamat rumahmu. Aku akan mengajarimu secara privat.”

“Benarkah? Apakah itu tak merepotkan bagimu?”

“Tidak. Kurasa aku sengang saat ini.”

“Baiklah jika begitu.” Seohyun mengeluarkan notes miliknya dan menuliskan alamatnya. Dia lalu menyobeknya dan memberikannya kepada Luhan.

“Ini alamatku. Mungkin jika kau mau, malam ini kau bisa datang ke rumahku.”

“Baiklah.”

“Kalau gitu aku permisi. Annyeong, Luhan-ssi.” Seohyun melambaikan tangannya kepada Luhan dan berjalan keluar.

Luhan yang masih terdiam di tempatnya berdiri, dia memandang alamat Seohyun di kertas itu.

“I got you, miss Seo.” gumam Luhan.

***

Seohyun berjalan pergi menuju ke lobby gedung. Ditengah jalan, ia bertemu dengan Stephanie, rekan kerjanya. Seohyun tersenyum tipis kepada Stephanie tetapi hanya dibalas tatapan sinis dari wanita keturunan eropa itu.

Stephanie kemudian menarik tangan Seohyun dan membawanya ke salah satu ruangan di gedung itu.

“Stephanie, ada apa?” tanya Seohyun bingung. Tidak biasanya Stephanie seperti ini.

“Kau… keluar sekarang juga dalam teater ini.” jawab Stephanie dalam amarahnya.

“Tapi, kenapa? Apa yang salah denganku?”

“Penampilanku masih jauh lebih baik darimu, Seohyun. Kau hanyalah sampah dalam pertunjukan.” Stephanie kemudian menarik dagu Seohyun.

“Sadarlah kau. Kau itu tidak ada apa-apanya dibanding denganku. Lebih baik kau keluar dari teater ini sekarang juga.” Stephanie kemudian menghempaskan Seohyun dan berjalan pergi ke luar ruangan itu.

“Hiks… hiks…” hanya itu yang isakan Seohyun. Seohyun meringkuk, memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya sehingga rambutnya yang panjang jatuh ke depan.

Sesosok bayangan memperhatikan semua itu. Tangannya terkepal. Sorot matanya menampakkan amarah yang begitu dalam.

***

Seohyun kemudian berjalan keluar setelah selesai menghapus air matanya dan menyembunyikan matanya yang sembab. Dia kemudian menghampiri Kyuhyun.

Kyuhyun menatap Seohyun bingung. Dia merasa ada yang salah dengan kekasihnya itu.

“Chagi, kau kenapa?” tanya Kyuhyun khawatir. Seohyun menggeleng pelan.

“Tidak apa-apa, nan gwenchana.” jawab Seohyun sambil tersenyum.

“Benarkah? Lalu kenapa matamu sembab?” tanya Kyuhyun.

Deg!

Seohyun meruntuki dirinya sendiri karena tidak bisa menutupi matanya yang sembab.

“Eh? Kurasa aku memang kurang tidur, makanya mataku menjadi sembab seperti ini.” jawab Seohyun berbohong.

‘Maaf oppa, aku tidak bisa jujur kepadamu saat ini’ gumam Seohyun dalam batinnya.

Kyuhyun menatapnya tajam, merasa ada yang salah dengan yeojachingu-nya saat ini.

“Kau berbohong kepadaku…” gumam Kyuhyun.

“Eh?”

“Jawablah dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi.”

“Tidak ada, oppa.” Seohyun kemudian mengalihkan pandangannya, menghindar dari tatapan Kyuhyun yang masih menatapnya tajam.

“Kalau tidak ada, tatap aku, Seohyun-ah.” Kyuhyun kemudian menarik dagu Seohyun sehingga membuat mata mereka saling beradu pandang.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Kyuhyun.

“O-oppa…”

“Kau ini kenapa?”

“Oppa, saat ini aku tidak bisa jujur denganmu. Mianhae…” jawab Seohyun lirih. Kyuhyun menghela nafasnya berat dan melepaskan pegangan tangannya di dagu Seohyun.

“Baiklah, kali ini aku tak akan memaksamu.”

***

Malam hari di kota London begitu dingin. Semua orang mengenakan mantel, karena saat ini London mulai memasuki musim dingin.

Seorang wanita berjalan sempoyongan di salah satu sudut kota London. Wanita itu menyanyikan lagu yang aneh dan sedikit tak jelas. Beberapa kali dia hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan tubuhnya, dia mabuk.

Tanpa disadari oleh wanita, sepasang mata tajam menatapnya…

Sret…

Sepasang mata itu saat ini berada di belakang wanita itu. Sang wanita sendiri tidak menyadari saat ini bahaya yang mengancamnya.

Crass…

Sebuah pisau menancap di punggung wanita itu, membuat darah segar mengalir dari punggungnya.

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…” wanita itu jatuh ke lantai. Tubuhnya kini bersimbah darah yang berasal dari tubuhnya.

Sesosok bayangan keluar dari persembunyiannya. Wajahnya tersembunyi dibalik topeng, tatapannya begitu dingin dan menusuk.

“Jangan lukai gadisku.” desis sosok itu kemudian menghilang.

Wanita itu melihat bayangan itu. Nafasnya terengah-engah, jalanan yang ia lalui saat ini begitu sepi sehingga sulit meminta tolong, ditambah lagi dengan darah yang masih mengucur di punggungnya.

“P… Phantom…” gumam wanita itu sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Tbc…

A/N : annyeong ~ !!!!! ^^ ini adalah part 1 full version dari teaser yang udah pernah aku publish disini. Mianhae kalau kelamaan ._. aku sibuk mau nyari inspirasi buat lanjutan FF ini di blog aku, kkkk~ mungkin secepatnya akan aku publish lanjutannya. ^^ baiklah, annyeong !!! ^^

2013 © Choi Hyeri

9 thoughts on “A Love Story About The Phantom Of The Opera [Chapter 1]

Silahkan berkomentar~ ^^ #AceBabySeoHanjjang